Orang yang selalu gelisah ketika menghadapi kesulitan dalam hidupnya adalah orang yang tidak memiliki keimanan atau orang yang tidak memiliki keyakinan. Kolan jiwa mereka kosong daripada riak ombak keimanan dan ketakwaan. Tugu keyakinan mereka terhadap Allah SWT amat rapuh dan dapat runtuh bila-bila masa sahaja, terutama apabila sedikit kesulitan mengisari kehidupan mereka.
Langit kehidupan mereka tidak pernah lepas daripada naungan awam kemarahan, kesedihan dan sebagainya. Kolong hati mereka sendat dengan kegelisahan dan kekhuatiran. Penilaian mereka terbatas seputar kehidupan dunia semata-mata. Ada hijab yang menghalang minda mereka untuk menerobos kehidupan akhirat nan abadi, lantas jadilah mereka sebagai golongan yang hanya memikirkan tentang dunia semata-mata dan melupakan peringatan tentang hari akhirat yang pasti akan mereka jengah jua apabila tiba waktunya kelak. Allah berfirman :
"Dan sesiapa yang berpaling ingkar dari ingatan dan pertunjuk Ku, maka sesungguhnya adalah baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan himpunkan dia pada hari kiamat dalam keadaan buta".
( "But whosoever turns away from My Message, verily for him is a life narrowed down, and We shall raise him up blind on the Day of Judgment." )
Jiwa seseorang yang kontang daripada keimanan tidak akan pernah merasa bahagia, tidak akan bersih dan suci, tidak akan merasakan kesenangan, tidak akan merasakan kegembiraan, selalu dirundung kesedihan, diselimuti kegundahan dan selalu dililit kesedihan. Tiada apa yang dapat membentengi jiwa mereka daripada dirasuk perasaan sedemikian kecuali keimanan kepada Allah SWT, Tuhan alam semesta. Hidup ini tidak akan terasa nikmat kecuali dengan iman. Apabila iman tiada, maka lenyaplah kehidupan. Tidak ada kehidupan bagi siapa yang tidak menghidupkan agama. Siapa yang rela hidup tanpa agama sungguh kebinasaan merupakan temannya.
Gaya hidup yang dianuti oleh orang yang tidak beriman adalah mengakhiri kehidupan dengan bunuh diri. Dengan cara itu mereka mengira dapat lepas dan selamat daripada segala kesusahan, kegelapan dan kezaliman. Mereka merasakan itulah jalan terbaik untuk keluar daripada segala masalah kehidupan. Bagi mereka menamatkan kehidupanakan menjanjikan kedamaian buat diri yang terhimpit dengan masalah. Demikian dangkalnya kesimpulan yang mereka putuskan. Wahai orang-orang yang mengakhiri kehidupan dengan laknat Allah, sungguh kalian telah keluar dari ajaran Nya. Allah berfirman :
" Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Quran) pada permulaan dan Kami biarkan mereka bergelumang dalam kesesatan yang sangat"
( Surah Al-An'am : 110)
Sudah datang waktunya bagi mereka yang beriman kepada Allah SWT untuk merasa cukup dengan pemberian Nya. Setelah ratusan kurun mengusiakan dunia, ribuan tahun berlalu sampailah keyakinan manusia bahawa patung dan berhala yang disembah selama ini adalah ciptaan manusia sendiri. Lantas menginsafi betapa patung-patung kaku itu bukanlah Tuhan yang harus diagung-agungkan. Ingkar dari ajaran Allah SWT adalah laknat. Mendustakan agama adalah kebodohan. Semua utusan Allah merupakan orang-orang yang benar. Sesungguhnya Allah SWT berkuasa di atas segala-galanya. Walaupun akeimanan dalam diri ada pasang surutnya, dapat menebal dan dapat juga menipis, dapat dingin dan hangat, tapi ia merupakan kebahagiaan, ketenangan dan ketenteraman kita. Keimanan itulah yang mampu menghadirkan rasa ketenangan dan ketenteraman untuk bertamu di ruang jiwa kita. Tanpa keimanan nescaya segala ketenangan dan ketenteraman yang kita harapkan tidak dapat hadir menghiasi kamar jiwa kita. Allah berfirman :
" Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik lelaki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan "
( Surah an-Nahl : 97)
Kehidupan yang baik adalah merasa tenang dengan apa yang dijanjikan oleh Allah SWT, tetap hati untuk mencintai Nya, bersihkan fikiran daripada keinginan untuk berpaling atau membelot dari ajaran Nya, bersikap tenang atas segala bencana yang menimpa, redha dengan keputusan Allah dan rela dengan apa yang telah ditentukan Nya. Dan segalanya dapat kita pasakkan seteguh mungkin di permatang hati dengan adanya keimanan dalam diri...
Wa'allahuam...
No comments:
Post a Comment